Enam Negara Akan Rayakan Hari Saraswati , Dimana Saja?

Enam Negara Akan Rayakan Hari Saraswati , Dimana Saja?

Ketertarikan pihak luar terhadap budaya Bali memang sudah tidak diragukan lagi. Hal ini terbukti dengan adanya rencana perayaan hari Saraswati secara serentak di enam negara besar, pada 27 Nopember 2015 mendatang.

Rencana ini tentunya menjadi otokritik bagi pemerintah Indonesia, yang justru kurang memperhatikan budaya lokal. Bahkan pemerintah pusat mendegradasi budaya Bali dengan menghapus mata pelajaran Bahasa Bali pada Kurikulum. “Rencananya pada Jumat 27 Desember nanti akan dilaksanakan perayaan Saraswati di sejumlah negara besar di dunia, dalam acara tersebut akan dilaksanakan pagelaran puisi bahasa Bali yang dikutip dari sejumlah kekawin di Bali. “ ucap Anak Agung Gde Rai, pemilik museum Arma, Minggu (22/11/2015).
Pagelaran puisi sebagai bentuk perayaan hari Saraswati tersebut akan dilaksanakan di Tokyo, Belgia, Jerman, Belanda, Washington DC dan Newyork serta di museum Arma. Puisi yang diambil dari kekawin pada lontar di Bali ini akan dibacakan dalam tiga bahasa berbeda, yakni bahasa Bali, bahasa Indonesia dan bahasa dari masing-masing negara dimana puisi tersebut dibacakan. “Selain mengutip kekawin dari sejumlah lontar Bali, puisi yang dibacakan ini juga akan diambil dari sejumlah karya yang menjelaskan tema lingkungan, kebudayaan, serta sejumlah harapan,“ jelasnya.
Agung Gede Rai menambahkan pagelaran puisi ini tentu menjadi otokritik bagi pemerintah Indonesia yang selama ini kurang melestarikan nilai lokal khususnya bahasa Bali, tapi malah mengeliminasi pelajaran Bahasa Bali pada kurikulum yang kini berlaku. “Ya jelas (menjadi otokritik-red), sebab bahasa Bali ini merupakan salah satu fondasi budaya Bali, yang sudah bertahan sejak puluhan abad dan kini menjadi daya tarik pariwisata. Tapi kini upaya untuk melestarikan ini melalui pendidikan justru dihapus oleh pemerintah pusat ini kan aneh, “ ucapnya.
Untuk itu ia pun berharap bila pemerintah memang ingin melestarikan nilai lokal khsusnya bahasa Bali, seharusnya dari perayaan Saraswati di enam negara ini bisa menjadi tongak awal, untuk menjadikan hari Saraswati sebagai hari nasional memperingati nilai lokal yang dilaksanakan secara bersama di seluruh Indonesia. “ Perayaan hari Saraswati ini seharusnya bisa dijadikan tonggak awal agar diperingati di seluruh Indonesia, dalam artian bukan hanya melestarikan bahasa Bali melalui pagelaran puisi, melainkan melestarikan seluruh bahasa lokal di masing-masing daerah di Indonesia melalui pagelaran puisi. Karena Saraswati itu kan ilmu pengetahuan universal, yang bisa disampaikan melalui berbagai bahasa. “ ucapnya.
Ia juga menambahkan, dalam pagelaran tersebut ia sendiri mendapat surat dari Kedaulatan Besar Republik Indonesia di Washington DC untuk mendatangkan sejumlah lukisan yang menggambarkan Dewi Saraswati, sebagai lambang pendidikan, limu pengetahuan dan kebudayaan. “Berdasarkan surat dari KBRI di Washington DC ini saya akan menggelar pameran salama lima hari mulai 27 Nopember itu, dilanjutkan 1 Desember pameran di New York, dengan menggandeng pula hasil karya sejumlah seniman Desa Batuan yang sudah berprestasi, “ ucapnya. (manik astajaya/balipost)

dikutip dari balipost


Posted by Unknown, Published at 7:01 PM
Copyright © 2013 HollaBali | thanks to google